Langsung ke konten utama

AFORISMA-AFORISMA IMAM KHOMEINI QS

(1) Mempercayai Sesuatu Secara Intelektual adalah Satu Hal dan Meyakininya adalah Hal Lain.
(2) Keyakinan tidak dpt diperoleh melalui argumen. Bukan berarti argumen tdk berguna. Argumen tetap diperlukan. Tetapi hanya sebatas utk memahami masalah keesaan Allah menurut kapasitas akal. Mempercayainya adalah langkah berikutnya.
(3) Manusia secara RASIONAL mungkin dpt mengerti suatu kebenaran, namun karena tak benar2 MEMPERCAYAINYA mereka tidak akan bertindak sesuai dg kebenaran tsb.
(4) Filsafat sendiri merupakan cara, bukan tujuan. Yaitu cara utk memahami problem, tapi tidak membawa ke keimanan yg kuat, yg merupakan masalah intuisi & rasa.
(5) Kita harus mempercayai bhw surga menunggu org2 yg beriman dan berbuat baik; jangan sekadar dipahami dg akal, karena terdpt perbedaan yg besar antara PERSEPSI RASIONAL dg KEYAKINAN MELALUI HATI.
(6) Semata2 MENGETAHUI ttg Rasul tidaklah berarti apa2; yg berguna adalah BERIMAN kpdnya. MEMBUKTIKAN bhw Allah ada tdklah cukup, manusia hrs BERIMAN kpdNya dan menaati sgl perintahNya dg sepenuh hati.
(7) Nama2 Allah juga merupakan tanda2 dari Hakikat SuciNya; dan HANYA NAMA2NYA yg dpt DIKENAL manusia. HAKIKAT/ZAT Tuhan itu sendiri tdk diketahui oleh SIAPA PUN. Bahkan PENGHULU PARA NABI (Muhammad Saw), manusia yg paling berilmu dan mulia, TIDAK DAPAT MENCAPAI PENGETAHUAN ttg HAKIKAT/ZATNYA. Hakikat SuciNya TIDAK DIKETAHUI OLEH SIAPA PUN SELAIN OLEH DIA SENDIRI.
(8) Segala bencana yg menimpa manusia berasal dari kesombongan diri. Manusia mencintai dirinya (egonya) dan ingin dipuji org lain. Tapi inilah kekeliruannya. Dia tdk sadar dirinya bukan apa2 dan bhw dia milik Sang Wujud.
(9) Al-Quran memiliki tujuh atau 70 tingkat makna, dan yg terendah adalah yg disampaikan kpd kita.
(Dikutip dari buku Rahasia Basmalah dan Hamdalah, Imam Khomeini qs, Mizan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYAT - AYAT TAUHID YANG MASIH TERTINGGAL DALAM ALKITAB

Bersama dengan agama sebelumnya (Yahudi) dan agama sesudahnya (Islam), Kristen pada mulanya adalah keyakinan yang berlandaskan TAUHID (MONOTEISME MURNI) yakni sebuah Konsep yang mengajarkan dan menekankan bahwa Allah itu Esa. Namun,Pengakuan akan keesaan Allah meskipun merupakan landasan fundamental bagi agama dan iman yang benar,itu saja belumlah cukup sebelum kita mengerti secara benar apa yang dituntut oleh Tauhid.Sebab,bila kita merujuk ke Alkitab,disana dinyatakan bahwa Iblis-pun mengakui akan Tauhid,namun dia tidak bersikap men-Tauhid-kan Allah,sehingga Tauhidnya Iblis itu tak membawa dia ke dalam pengampunan Ilahi,sebagaimana disebutkan: "Engkau percaya,bahwa HANYA ADA SATU ALLAH saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."{Yak 2:19} Yang hendak ditegaskan oleh ayat ini adalah bahwa,memang pengakuan akan Tauhid itu baik pada diri kita,namun setan-setanpun percaya akan kebenaran fundamental in...
  Mengapa Masih Protes ?  Bismillahirrohmaninirrhohim   “ Jangan kau tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu,tapi tanyakanlah apa yang telah kau berikan kepada negara” - Ir.H. Ahmad Soekarno (HC) - Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7). Sejak reformasi bergulir mulai 1998 hingga sekarang kebebasan untuk bersuara dan menyampaikan pendapat di muka umum dalam berbagai macam aliansi yang berdasarkan ideologi tertentu mulai dari ormas–ormas dan berbagai macam partai politik yang “menjamur “ bagai jamur di musim hujan, KAMMI, KB UI - KAM - JAKARTA - JAM J , DKM - Jakarta, FIMA-, GENERASI 98' , KMBJ (HIKMAHBUDHI) t FKPI,STAB Nalanda, PMII, adapun partai politik peserta pemilu 1998 48 partai politik,diantaranya PDI-P,PKB, PBB,GOLKAR,PPP.   baik yang bermotif agama,nasionalisme,sosialism...

Akhlak Pecinta Ahlulbait

Oleh: Syaikh Shaduq 1. Dari Ayahandaku, semoga Allah swt memberi rahmat kepadanya, ia mengatakan telah meriwayatkan kepadaku Ali Bin Husain Asyad Abadi dari Jabir bin Ju’fi, ia mengatakan telah berkata Abu Ja’far: “Apakah cukup yang menjadi syiah dengan hanya mengatakan cinta kepada Ahlulbait? Imam menjawab, “Demi Allah , tiada lain Syiah kami adalah mereka yang bertakwa kepada Allah dan mentaati-Nya, Mereka hanya dikenal dengan ketawadhuan, kekhusyu’an, menunaikan amanat, dan banyak berdzikir kepada Allah, shaum, shalat, berbuat baik kepada orang tua, baik kepada tetangga yang miskin, yang fakir, yang punya hutang, anak-anak yatim, jujur, membaca Quran, menjaga lisan kecuali dengan perkataan yang baik, Orang-orang syiah adalah amanah bagi para keluarga mereka”. Jabir kemudian mengatakan: “Wahai putra Rasulullah saw, kami mengenal mereka tetapi tidak memiliki sifat-sifat seperti ini”. Beliau mengatakan,” Wahai Jabir janganlah engkau bermazhab kepada orang-...